Archive | Agustus 2011

Khawarij dan Sifat-sifatnya

alhikmah.ac.id – Surat-surat yang pertama turun adalah yang berkaitan dengan masalah aqidah. Oleh karena itu untuk memahami bagaimana Rasulullah saw. memahami aqidah, kita harus benar-benar memahami ayat-ayat atau surat-surat Makiyah tersebut. Manhaj aqidah secara umum dibagi dua: manhaj yang benar lagi menyeluruh (المنهاج الصحيح الشامل) dan manhaj yang parsial (المنهاج الجزئ).

Disebutkan dalam atsar yang diriwayatkan Abdullah bin Umar oleh Al‑Hakim bahwa generasi umat dibagi jadi dua: (1)‑ umat yang diberi keimanan terlebih dahulu, kemudian baru diberi Al Qur’an (2)‑ umat yang mengambil pelajaran Al‑Qur’an lebih dahulu sebelum didapatkan keimanan. Kemudian Atsar itu menyebutkan perilaku dari kedua kelompok generasi itu, dimana kelompok yang pertama terdiri dari para Salafushshaleh dan pembesar‑pembesar sahabat yang mengetahui yang diwajibkan dari yang dilarang dan alasannya; sementara kelompok yang kedua cuma pandai membaca Al‑Qur’an dengan lancar dan mengkhatamkannya dengan cepat tanpa tahu mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang serta batasan‑batasannya. Pada akhirnya kedua kelompok ini melahirkan manhaj yang berbeda, dan dari kelompok yang kedualah munculnya Al‑Firaq Al‑Bathilah (aliran‑aliran yang sesat), di antaranya Al‑Khawarij.

Tujuan pembahasan Firaq Bathilah ini agar pada kita tidak terjadi Firaq ini, sebagaimana yang pernah ditanyakan oleh Hudzaifah bin Al‑Yaman dalam sebuah haditsnya yang panjang.

كان الناس يسألون رسول الله (ص) عن الخير وكنت اسأله عن الشر مخافة أن يدركني

“Orang-orang biasanya bertanya kepada Rasulullah perihal kebaikan, tapi saya bertanya kepadanya perihal keburukan karena takut hal itu menimpa diriku.”

Di samping itu pengetahuan tentang Firaq ini menjadi kebutuhan kita untuk memberi hujjah kepada orang-orang yang mungkin memiliki sikap‑sikap yang juz’i dan menyimpang dari Islam.

AL-KHAWARIJ (الخوارج)

Secara bahasa kata khawarij berarti orang-orang yang telah keluar. Kata ini dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalib r.a. karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam Perang Shiffin (37H/657). Jadi, nama khawarij bukanlah berasal dari kelompok ini. Mereka sendiri lebih suka menamakan diri dengan Syurah atau para penjual, yaitu orang-orang yang menjual (mengorbankan) jiwa raga mereka demi keridhaan Allah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah (2):207. Selain itu, ada juga istilah lain yang dipredikatkan kepada mereka, seperti Haruriah, yang dinisbatkan pada nama desa di Kufah, yaitu Harura, dan Muhakkimah, karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat “la hukma illa lillah” (tidak ada hukum selain hukum Allah), atau “la hakama illa Allah” (tidak ada pengantara selain Allah).

Secara historis Khawarij adalah Firqah Bathil yang pertama muncul dalam Islarn sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al‑Fatawa,

إبن تيمية: أول بدعة ظهورا في الإسلام بدعة الخوارج

“Bid’ah yang pertama muncul dalam Islam adalah bid’ah Khawarij.” Baca Selengkapnya..

Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Oleh: Farid Nu’man
 
Mukadimah
            Masalah ini telah lama diperbincangkan banyak pakar, dan mereka -seperti yang akan kami paparkan nanti- memiliki pandangan yang berbeda dengan sebagian pemuda da’wah yang sangat ghirah terhadap Shahwah Islamiyah. Namun, sayangnya, tidak sedikit para pemuda yang tergelincir dan terjerembab dalam kubangan faham takfir, sebuah faham yang telah diwariskan oleh kaum khawarij, sebuah sekte tertua dalam sejarah Islam.
            Mereka mudah sekali mengkafirkan pemerintah secara umum dari sebuah negeri muslim yang tidak menggunakan hukum Allah Ta’ala, tanpa melakukan perincian. Tanpa melakukan kajian dan studi analisis yang mendalam. Kenapa negeri-negeri itu tidak berhukum dengan hukum Allah? Apa alasannya? Apa latar belakang hidup mereka? Rincian-rincian ini menjadi penting, sebab masing-masing keadaan ada latar belakangnya, yang nantinya kita namakan ‘illat hukum.
            Kadang para pemuda itu menisbatkan pemikirannya karena pengaruh pemikiran sosok yang mereka kagumi, semisal Syahidul Islam Sayyid Quthb, padahal ia berlepas diri dari itu semua. Sekali pun benar Sayyid Quthb seperti itu, beliau –rahimahullah– memiliki alasan yang bisa dimaklumi, karena siksaan, kezaliman, yang beliau alami hampir separuh usianya. Maka, tidak selalu identik antara Ustadz Sayyid Quthb dengan Quthbiyah, sebagaimana tidak selalu identik antara Imam Al ‘Asy’ari dengan golongan Asy ‘ariyah.
 
 Adapun pemuda-pemuda ini, mereka hanya bermain pada persepsi dari bacaan dan buku yang mereka geluti, dan tentunya ditambah kegelisahan terhadap bungkamnya hampir seluruh umat Islam. Sehingga kecemburuan mereka bangkit, hingga akhirnya secara membabi buta mengkafirkan para penguasa muslim, bahkan rakyatnya, karena dianggap rakyatnya diam terhadap kezaliman penguasa. Mereka beralasan, sesuai kaidah: Man lam yukaffir al Kaafir faqad kafara (Barang siapa yang tidak mengkafirkan orang kafir, maka ia telah kafir juga). Namun perjalanan hidup para pemuda itu masih panjang –biidznillah, mereka masih ada waktu merenung, mengkaji, lalu menyadari hakikat sebenarnya. Matangnya usia, pengembaraan ilmiah, interaksi dengan masyarakat, termasuk ‘ilaj alami yang bisa mengikis faham takfir atau faham ‘cadas’ lainnya. Sudah banyak contoh  yang mengalami perubahan pemikiran seperti ini, dan tentunya para pemuda itu, masih kita harapkan termasuk di dalamnya.
Tafsir Sesungguhnya
 
            Biasanya yang sering dijadikan alasan oleh para pemuda tersebut –tentu juga para tokoh panutannya- adalah surat Yusuf ayat 40 yang berbunyi Inil hukmu illa lillah (Sesungguhnya hukum itu hanya milik Allah). Ayat ini pernah digunakan oleh nenek moyang mereka (Khawarij klasik) ketika mengkafirkan ‘Ali dan Mu’awiyah, beserta mereka yang terlibat dalam peristiwa tahkim seperti Amr bin al ‘Ash (utusan Mu’awiyah) dan Abu Musa al ‘Asy’ari (utusan ‘Ali). Dalil mereka oleh Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu dibantah dengan ucapannya yang terkenal, “Kalimatul haq yuraadu bihal baathil.” (kalimat yang benar, namun ditempatkan untuk hal yang batil)
            Maunya mereka, segala hukum harus Allah Ta’ala yang menentukan, sampai-sampai yang sifatnya rincian detilnya, termasuk perdamaian ketika perang shifin. Tak usahlah pakai akal manusia, tak usahlah mengirim utusan untuk berdiskusi seperti Amr bin al ‘Ash dan Abu Musa al ‘Asy’ari. Intinya, untuk menetapkan keputusan dari sebuah perkara yang diperselisihkan manusia, tak ada hak manusia untuk mendiskusikannya …
            Pemikiran mereka ini telah dibantah oleh Imamnya para mufassir, shahabiyun jalil, Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhu. Ketika ia berdialog dengan kaum khawarij yang berdalil ayat di atas, Abdullah bin ‘Abbas  mematahkan argumen mereka dengan telak, ia membaca ayat:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, Maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu “(QS. Al Maidah (5): 95)
            Hujjah Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhu  ini mampu menyadari ribuan kaum Khawarij, akhirnya mereka tobat menyadari kekeliruannya.
            Betul dan tak ada keraguan di dalamnya bahwa hukum hanya milik Allah Ta’ala. Namun, manusia berdiskusi untuk membuat keputusan dan mencari solusi dari permasalahan yang belum dibahas secara khusus dalam Al Quran (al maskut ‘anhu), selama hasil keputusannya tidak melanggar syariat, maka itu hal yang dibenarkan pula sebagaimana surat Al Maidah ayat 95 di atas. Namun, jika hasil keputusan itu bertentangan dengan syariat walau sesuai dengan akal dan hawa nafsu manusia, maka wajib ditolak. Karena Syariat adalah panglima, akal dan hawa nafsu adalah prajurit yang harus tunduk di bawah kendali syariat.
            Banyak sekali urusan manusia yang dilapangkan oleh syariat untuk mengaturnya sendiri sesuai kebutuhan mereka. Seperti undang-undang lalu-lintas, aturan hari libur nasional, seragam anak sekolah, peraturan perburuhan, dan masih banyak lainnya. Ini semua tak ada nash baik dari Al Quran dan As Sunnah tentang aturan mainnya. Karena itu apakah kafir manusia yang membuat peraturan itu semua, karena harus ada hukumnya dari Allah Ta’ala?
            Rasulullah ‘Alaihi  Shallatu was Sallam bersabda:
 
الحرام ما حرم الله فى كتابه الحلال ما احل الله فى كتابه وما سكت عنه فهو عفو      (رواه الترمذى و الحاكم  )
 
          “Haram adalah apa-apa yang Allah haramkan dalam KitabNya, halal adalah apa-apa yang Allah halalkan dalam KitabNya. Apa-apa yang didiamkan, maka itu dimaafkan.” (HR. At Tirmidzi dan Hakim)
            Adapun tentang hal yang telah ada aturannya dari Allah dan RasulNya, baik perkara Ad Din dan dunia, maka tak ada kata tawar bagi seluruh umat Islam, dan tak boleh ada pilihan lainnya. Baca Selengkapnya..

Idealisme Kami

Betapa inginnya kami, agar bangsa ini mengetahui

bahwa mereka lebih kami cintai dari pada diri kami sendiri

Kami berbangga, ketika jiwa-jiwa kami gugur

Sebagai penebus bagi kehormatan mereka,

Jika memang tebusan itu yang diperlukan

atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan,

Dan cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar

Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini,

selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa berat rasa dihati, ketika menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,

Sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia,dan bersih dari hawa nafsu.

Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya.

Tidak juga popularitas,apalagi ucapan terima kasih.

Yang kami inginkan adalah Terbentuknya Dakwah Isam lebih baik bermartabat serta kebaikan dari ALLAH pencipta Alam Semesta.

Mahasiswi Fakultas Kesehatan Demam Smash?

Booooming Sm*sh di akhir-akhir ini begitu luar biasa, terasa sangat fenomenal untuk seuukuran boyband baru yang masuk ke kancah blantika musik Indonesia. Banyak iklan yang sekarang dibintangi oleh Smash mulai dari sosiz so nice, kartu AS, KFC dll. Tidak Sampai disitu, bahkan dibuat versi sinetron nya dan juga sampai tim OVJ pun merasa perlu membuat video Sm*sh tandingan,. Tak ayal, dalam hitungan waktu yg terbilang cukup pendek, demam Smash pun mulai menggandrungi para remaja wanita. Mulai dari kalangan SD, SMP, SMA dan juga kalangan terpelajar Mahasiswi!!

Menurut Survey, Fans Boyband Smash di kalangan mahasiswi makin membesar akhir-akhir ini, dan ssebagian besar jumlahnya disumbangkan dari fakultas kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Keperawatan. Baca Selengkapnya..

Jujurnya Bocah

Waktu Berbuka di Masjid Panorama samping IMB, bersama bocah-bocah, sholat berjamaah dgn segala kegaduhannya. Setelah itu ditawari gorengan oleh bapak-bapak disana, dengan senang dan pura-pura malu kami pun ikut nimbrung makan, dan apa yang terjadi? Ryan, Bocah 4 SD yg jenius mengatakan. Ka’ kalau mahasiswa seneng banget ya kalau berbuka gratis kayak gini, dan juga seneng ke acara pesta yg bisa makan gratis..Iya Kan Ka’? saat itu juga, saya malu nambah makan gorengan yg terhidang  -__-“

Amalan Unik part 1

PERNAH TIDAK, SAHABAT  MEMPUNYAI AMALAN UNIK KARENA TERINSPIRASI AMALAN UNIK DARI SEORANG KAWAN??..SAYA PERNAH….Saya begitu terkesan oleh seorang kawan , ia begitu menginspirasi saya saat kami berada di bus umum. Bayangkan sahabat, saat kami begitu penat dan lelah dan berniat untuk sekedar menentramkan punggung ini selama satu setengah jam saja di bus umum itu, kawan saya justru bangkit dari kursinya untuk mempersilahkan Bapak-bapak yg baru naik di pertengahan jalan rute bus kami. Ahh, saya pikir ini wajar. Sekali-kali gak apa-apalah seperti itu, seraya saya sambil ngikut berdiri mempersilahkan seorang ibu-ibu yang tidak terlalu tua duduk di kursi saya. Tapi eh tapinya..kawan saya yang kurus entu, berkali-kali selalu jadi superhero di bus umum yang panasnya minta ampun. Gak kepikiran di otaknya betapa repot kalau berdiri secara “sengaja” di bus umum yang  tukang ngamennya gonta-ganti tim, kenek yang mondar-mandir kayak mandor..ckckck..gilee luu broo.. Baca Selengkapnya..

Perbedaan Cara Pandang Hidup Dalam Negara Yang Tidak Menegakkan Syari’at Islam ??

Sebagian jamaah Islam berpendapat bahwa jika kekuasaan dipegang oleh penguasa yang tidak menggunakan syari’at Islam dan kekuasaannya mengekor pada pihak asing yang memusuhi Islam, maka Jihad melawannya adalah disyari’atkan, bahkan wajib hukumnya. Itulah tugas yang jelas bagi jama’ah islam pengemban panji kebenaran, Dasar hukum jama’ah tersebut melakukan perlawanan/Jihad berdasarkan Alqur’an dan Sunnah serta fatwa para Ulama sudah cukup banyak

Sebagian lagi berpendapat bahwa bahwa jika sebuah pemerintahan tidak berhukum kepada Hukum Islam dalam melaksanakan pemerintahannya, hal tersebut dihukumi fasiq,  Haram, bahkan terjerumus dalam kekafiran.

Berdasarkan hal tersebut banyak sekali tuduhan-tuduhan menyesakkan dari saudara seperjuangan dialamatkan kepada gerakan dakwah yang memutuskan terlibat dalam pemerintahan, sementara sang penuduh sendiri tenggelam dalam retorika, seminar, bulletin, tanpa banyak berbuat sesuatu yang riil. bahkan ada sebagian  yang melakukan tindakan kekerasan  untuk mencapai tujuannya.

Adapun sebagian Ulama mengatakan hukum keterlibatan seorang muslim dalam pemerintahan yang tidak menerapkan syari’at Islam yang saat ini menguasai mayoritas bangsa-bangsa dunia Islam  saat ini adalah masalah furu’ (cabang) yang tunduk kepada berbagai petimbangan. Mungkin Diantara pertimbangan terpentingnya adalah persepsi ummat tentang jalan yang bisa mengantarkan tegaknya Negara Islam (daulah Islamiyah) untuk menerapkan syari’at Islam.

Baca Selengkapnya..

TENTANG SEPULUH HARI AKHIR DI BULAN RAMADHAN

 

 Dalam Shahihain disebutkan, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata :

“Bila masuk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengencangkan kainnya menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan Keluarganya . ” Demikian menurut lafazh Al-Bukhari.

Adapun lafazh Muslim berbunyi :

“Menghidupkan malam(nya), membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya.

Dalam riwayat lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh (hari) akhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya. ”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhususkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan amalan-amalan yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan yang lain, di antaranya: Baca Selengkapnya..

BAGAIMANA MEREKA MENDIDIK KAMI (Tulisan seorang Anak Kader)

Saya bingung ingin memulai kisah ini dari mana ketika seseorang yang saya hormati meminta saya menuliskan tentang bagaimana orangtua saya mendidik saya—atau lebihnya tepatnya “kami”, saya dan adik-adik saya. Kedua orangtua saya, adalah orang yang betul-betul sederhana. Dan karena saking sederhananya itulah saya merasa bingung apa yang mesti saya tulis di sini.

Mereka bukan siapa-siapa di jagat raya ini. Mereka orang biasa, yang bila berada di antara kerumunan orang tak akan menjadi pusat perhatian. Tapi berbeda jika mereka sudah berada di rumah. Mereka seperti matahari, yang menjadi pusat perputaran planet-planet dalam gugusan bima sakti. Dan kamilah planet-planet itu.

Baca Selengkapnya..

1 Juz 1 Hari

Temanku kemarin numpang berbuka di rumahku. Dia aku kasih segelas jus jambu. Setelah menenggak habis minuman itu, diapun berujar,”Alhamdulillah, puasa pertama saja aku sudah menamatkan 1 juz”.